Thursday, August 28, 2008

aku dan jaket kuning

"Hanya 19 orang yang mendapat jakun...!"kata tim feed backers psikologi UI setelah menantang maju mahasiswa baru yang mempunyai tekad dan bersedia berjanji untuk sungguh-sungguh berjuang bagi bangsa dan negara ini. Berjuang untuk membela rakyat Indonesia dan berjuang untuk memberikan kontribusinya bagi negara kita Indonesia. Sebuah kebanggaan sekaligus beban amanah yang sangat berat ketika saya berada diantara 19 belas orang mahasiswa baru yang disematkan mendapat jaket kuning kehormatan (almamater) UI yang mempunyai nilai historis yang sangat tinggi sewaktu berjanji dengan sungguh-sunguh untuk berjuang demi kebangkitan bangsa dan negara ini. Yah, saya akan berjuang dan dan terus berjuang. Rasa malu telah membuat saya bertekad untuk berjuang. Rasa tanggung jawab telah membuat saya memutuskan untuk menjadi seorang mahasiswa yang luar biasa. Malu, karena 17 juta rupiah uang untuk membiayai kuliah saya tiap semester berasal dari uang rakyat yang di subsidi oleh pemerinta untuk UI. Tanggung jawab! karena dengan lulusnya saya di UI telah menutup kesempatan ribuan orang lain yang juga ingin kuliah di UI. Bukan bermaksud untuk sombong. Tapi saya ingin menggugah kepedulian mahasiswa-mahasiswa lain diseluruh Indonesia yang kuliah hanya untuk memikirkankepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkan sebuah beban amanah, karena biaya kuliah meraka sekarang juga dibiayai oleh rakyat yang diberikan pemerintah melalui subsidi kepada universitas-universitas di Indonesia. Bangunlah wahai pemuda!bangkitlah untuk kebangkitan negara ini!berjuanglah!karena Allah s.w.t. selalu ada dibelakang orang-orang yang selalu berjuang untuk kebaikan. Jaket kuning ini akan turun ke masyarakat untuk berkontribusi bagi mereka. Jaket kuning ini akan terus turun kejalan untuk membela hak-hak rakyat tertindas Indonesia. Saya telah memutuskan dan saya telah berjanji. Saya akan berjuang!!! Hidup Mahasiswa!Hidup rakyat Indonesia!Bangkit negeriku!Harapan itu masih ada! Allahu Akbar!!!

My life is so beautiful...

Wednesday, August 27, 2008

surat untuk belahan jiwa

Kepadamu, sang belahan jiwa...

Kutulis surat ini, ketika diriku merasa telah siap dan yakin untuk menyatakan bahwa engkaulah belahan jiwaku... Belahan jiwa, kata-kata indah tanda tautan
hati yang mungkin bukanlah pemasti ikatan resmi atau jodoh. Namun, belahan jiwa, yang pernah membuatku merasakan semua rasa, yang pernah membuatku mengikut
dirimu punya rasa... Kepadamu, kupersembahkan untaian kasih tertulus dari lubuk hatiku yang paling dalam...

Ketika Allah menakdirkan kita bertemu, aku tak pernah menduga kalau aku akan merasai banyak bumbu-bumbu hidup darimu. Ada bahagia, derita, bahkan murka
dan nista. Semua campur aduk jadi satu, berbaur dengan cerita dan peristiwa yang menjadi huruf-huruf perangkai kata dan kalimat dalam cerita kehidupanku.


Kau buat aku tersenyum, kau buat aku menangis. Kau buat aku gembira, kau buat aku putus asa. Kau buat aku mencintai, kau buat aku membenci. Entah yang
mana yang menang, bahkan hingga saat aku menuliskan surat ini. Tapi yang jelas, aku masih dan akan tetap memujamu.

Aku dan hidupku... Mata gaib Allah tentu tahu kalau diriku ini penuh hina dan nista. Mengetahui hal itu, aku bertekad menjadi Aurora bagi semua orang,
bercahaya demi siapa yang butuh pencerahan, meskipun diriku harus menahan derita dan siksa tanpa ada yang mengetahuinya. Aurora, laksana malaikat tanpa
cacat cela, dipuja dan didamba setiap raga yang menginginkan peluk sandar penopang lemahnya nyawa. Namun, ketika aku bertemu denganmu, semua terkuak...

Aurora, yang tak lain hanyalah simbol kekuatan bagi orang lain, ternyata penuh dengan kegelapan dan kepekatan. Entah mengapa, aku seperti mendapat kekuatan
untuk membuka kedok malaikatku di hadapanmu, melepas semua yang ingin kurasa dan ingin kukata. Ketika aku ingin mencinta, tak kuabaikan dirimu sedetik
pun meski aku harus meregang satu-satunya nyawa tak bercadang. Ketika aku murka, tak segan pula aku merobek, mengoyak, dan mencabik dirimu, mungkin karena
aku ingin menjajal apakah engkau adalah malaikat yang sesungguhnya.

Semua telah kita lewati, dan engkau tetap seperti engkau... Aku malu, kututupi wajah dan sekujur tubuhku yang hitam legam dengan pakaian malaikatku. Namun,
aku merasa lega karena akhirnya aku terbebas dari belenggu itu, pakaian malaikat yang laksana sebuah kutuk untuk jiwa yang terhina. Aku, bebas...

Perlahan tapi pasti, aku mulai sembuh dan bersih. Kelembutan dan kasih sayangmu terus membasuh luka dan kesakitanku. Meski terkadang aku harus menahan
sakit manakala aku "terpaksa" harus meneguk ramuan obat jiwa yang terasa "mematikan" bagiku, tapi aku tetap bertahan...

Terima kasih kusematkan pada namamu. Kini, aku merasa "lebih baik" dari sebelumnya. Setidaknya, aku dapat menikmati apa yang kupunya sekarang. Aku tak
lagi harus berlindung di balik pakaian malaikatku, tapi hidup sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Meski hal itu harus mengorbankan
kita berdua, aku bahagia...

Wahai belahan jiwa, kini aku yakin, kalau engkau memang belahan jiwa yang diturunkan Allah untukku. Aku tak tahu apakah nantinya jalan hidup kita akan
bertemu, entahlah... Hanya satu harapku... Seandainya engkau bukanlah jodohku, semoga Allah mempersiapkan hati baru yang jauh lebih kuat untuk menggantikan
milikku yang pastinya akan hancur. Namun, apabila aku memang pasangan hidupmu,akan kumohonkan hidup bahagia untukmu dan aku...

surat ini saya persembahkan untuk dia yang selalu kurindukan...walaupun bukan saya yang menulisnya....tapi ini semua telah mewakili apa yang selama ini tidak pernah bisa untuk diungkapkan melalui bibir yang selalu beku bila bicara dengannya...(nikki)


(dikutip dari:www.raditya.multiply.com)

Wednesday, August 20, 2008

Bangkit Indonesia


Masih terasa getaran tembok balairung ketika parah singa-singa podium UI berteriak "BANGKIT INDONESIA!!!". Tubuhku gemetar dan kulitku merinding merasakan semangat yang sangat-sangat menggelora dari orasi orang-orang yang sangat mencintai negeri ini. Dibalik semua hal yang harusnya membuat orang-orang pesimis akan kebangkitan negeri ini, ternyata masih ada orang yang dengan tulus mencintai negeri ini dan tetap optimis negeri ini masih bisa bangkit.

Sejak mengikuti OKK UI tanggal 19-20 Agustus kemarin, rasa cinta dan nasionalisme terhadap Indonesia dalam diri saya tiba-tiba menjadi semakin memuncak dan ikut bergelora. Hingga lahirlah sebuah komitmen untuk menjadi bagian dari bangkitnya sebuah peradaban yang benar-benar sangat dirindukan semua orang di negeri ini.

inilah ikrar yang dibaca pada puncak acara OKK UI 2008 oleh seluruh mahasiswa baru UI kemarin sore. inilah ikrar yang mambagkitkan rasa nasionalisme dalam diri saya.

Ikrar Bangkit Indonesia

“Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar.”

”Tiada sesuatu yang membuat kami seperti ini selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini, sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.”

”Kami berjanji dengan sepenuh hati akan berjuang sekuat-kuatnya, sehormat-hormatnya sebagai mahasiswa Universitas Indonesia, Bangsa Indonesia, makhluk Allah Yang Maha Kuasa, untuk membantu kondisi tanah air ini, bangsa ini menjadi lebih baik.”

Bangkit Indonesia!!!




Monday, August 11, 2008

Ungkapan Hati Kecilku

Palsu...semua palsu...
harapan yang lebih itu kuakui hanya angan...
hanya palsu...
kenapa harus patah hati lagi?
ini memang bukan salah dia...
ini hanyalah kebodohanku...bodoh dalam menilai...
salah dalam berprasangka...
memang kenangan kemarin merupakan salah satu kenangan termanis dalam hidupku...
indah...
dan berakhir dengan kepedihan...
aku telah salah menilainya...
salah...dan salah...

ini untuk"mu"...

satu detik lalu, dua hati terbang tinggi lihat indahnya dunia...
membuat hati terbawa...dan bawaku kesana, dunia fatamorgana
termanja manja oleh rasa dan kuterbawa terbang tinggi oleh suasana...
dari sudut mata, jantung hati mulai terjang bisik telinga...
coba ingat semua...

dan bangunkanlah akudari mimpi mimpiku...
sesak aku disudut bayang dan tersingkir dari dunia nyata...

dan bangunkanlah aku dari mimpi indahku...
karena anganku berlari dari rasa yang harus kubatasi...

dan kau menawarkan rasa cinta dalam hati

ku tak tahu harus bagaimana untuk hal bermimpi ataupun lantaran bedakan rasa dan suasana dalam rangka sayang atau cinta yang sebenarnya...

dan bangunkanlah aku dari buta mataku...
jangan pernah lepaskan aku untuk tenggelam dalam mimpi mimpiku...

"abang selalu sayang kamu..."

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu…
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin ya robbalalamiinnn …..

( kutipan dari : dudung.net )