Monday, September 29, 2008

Di Ujung Perjalanan Ini




Ya Allah, tak terasa malam ini adalah malam terakhir di Ramadhan tahun ini. Malam ini adalah ujung dari perjalanan panjang Ramadhan tahun ini. Namun entah mengapa, perasaan ini selalu berusaha untuk terus menyembul dari hati yang paling dalam ini. Perasaan ini, perasaan yang telah saya rasakan sejak malam pertama Ramadhan. Dan perasaan ini semakin terasa menyesak sejak Ramadhan telah berjalan sejauh paruh usianya. Ada rasa sesal yang sangat mendera ketika perlahan, detik demi detik waktu terus berjalan namun kenikmatan bulan ini tidak saya rasakan. Ada rasa sedih ketika saya tersentak dan sadar bahwa Ramadhan akan meninggalkan saya. Sedih...karena sejak tahun lalu saya sangat merindukan bisa bertemu dengan bulan ini lagi dan akan melakukan yang terbaik ketika dia telah tiba. Namun ketika dia telah tiba, saya seolah cuek dan kurang menghargai apa yang akan saya dapatkan bila menyambutnya dengan amal nyata. Kuliah, buat tugas, latihan futsal, jalan-jalan, telah membuat saya dengan perlahan mulai melupakan ada Ramadhan yang sedang mengunjungi diri ini.
Sungguh banyak peristiwa yang terjadi selama Ramadhan ini yang memberikan saya pelajaran untuk terus menghargai hidup yang benar-benar sementara ini. Peristiwa ini telah menjadi tamparan terhadap diri saya yang mulai lupa untuk terus bersyukur atas semua keadaan ini. Tangan teman yang patah ketika outbound, orang tua teman yang meninggal dunia tanpa memberi tanda-tanda kepada keluarganya, dan kakek-nenek yang baru saja saya kunjungi di kampung halaman, yang ketika melihat mereka, saya melihat sosok yang mulai tak berdaya walau hanya sekedar menegakkan badan atau berjalan sendiri deengan kakinya.Sedih...karena saya telah lupa akan nikmat dari Allah s.w.t. yang membuat saya betapa mudahnya untuk berjalan. Sedih...karena saya tidak menyadari apakah tangan saya yang sehat ini telah saya gunakan untuk kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat. Sedih...karena saya tidak tahu apakah sedetik lagi Malaikat Maut akan datang seraya menyapa dan kemudian menjalankan tugasnya tanpa pandang bulu yang telah diberikan oleh Allah s.w.t. kepadanya. Sedih...karena saya tidak tahu apakah tahun depan masih berkesempatan untuk bersua dengan Ramadhan kembali. Ya Allah...Engkau Maha Tahu bahwa hati ini menangis ketika hamba merasakan perasaan ini. Ya Allah...Engkau Maha Tahu bahwa sekalipun sekarang air mata ini tumpah ruah membasahi hati yang kosong dan kering ini, tidak akan mengubah takdirmu bahwa Ramadhan ini akan segera meninggalkan hamba.
Ramadhan ini dalam hitungan detik akan segera pergi meninggalkan kita semua. Ramadhan ini akan segera hilang dan berganti dengan yag lainnya. Semoga ini bukan Ramadhan terakhir bagi saya dan kita semua yang akan sangat merindukan kehadirannya kembali. Semoga Allah s.w.t. memberi kita semua kesempatan untuk bersua dengannya kembali di saat-saat dia pasti hadir kembali.Ya Allah...Semoga semua penyesalan ini Engkau balas dengan pahala terbaik yang ada di sisi-Mu...Ya Allah...pertemukanlah hamba kembali dengan Ramadhan tahun-tahun berikutnya, amien.
Kepada semua orang baik yang saya kenal ataupun tidak, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas semua khilaf dan salah yang telah saya lakukan. Terutama kepada kedua orang tua saya, Mama-Papa yang terus bersabar dalam membesarkan saya. Kepada sahabat-sahabat saya, yang pasti telah banyak saya sakiti, maafkan saya. Mohon maaf lahir dan batin atas semuanya. Selamat Hari Raya Idul Fitri yah...

Ooohh...My Life Is So Beautiful...

Tuesday, September 16, 2008

Berderai Di Sahara


Si la poussiere emporte tes reves
de lumiere...
Je serai ta lune, ton repere...
Et si le soleil nous brule...
Je priereiqui tu voudras...
Pour que tombr la neige au sahara...
(Anggun C. Sasmi)
"Jika harapanmu hancur berkeping-keping...
Aku akan menjadi bulan yang
menerangi jalanmu...
Matahari bisa membutakan matamu...
Aku akan berdoa agar salju berderai di SAHARA..."

Sunday, September 07, 2008

Kita memang seorang pemenang


Siapapun, kapanpun, dan dimanapun ketika di anugerahi kesempatan untuk hidup didunia ini, pasti akan dihadapi oleh sebuah ladang untuk berjuang. Bukan hanya manusia dan hewan, tumbuhan pun juga harus selalu berjuang untuk bisa hidup didunia ini. yah! Hidup memang sebuah perjuangan. Perjuangan untuk menjadi yang terbaik. Pada hakekatnya, kita semua sebagai manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari penciptaan-Nya. Dan kita juga yang terbaik!
Sayang banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka adalah orang-orang terbaik yang dilahirkan didunia ini. Mereka selalu menghukum diri mereka sendiri. Mereka hidup dalam belenggu rasa pesimis dan tidak percaya diri. Selalu saja membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Enak kalau yang dibandingkan adalah hal-hal yang baik, tapi kebanyakan orang malah membandingkan kekurangan dirinya sendiri dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki orang lain. Aduh...sungguh malang orang-orang seperti ini.
Padahal manusia adalah makhluk yang unik. Tidak pernah ada manusia yang diciptakan oleh tuhan sama dengan orang lain. Bahkan anak kembar sekalipun. Contohnya saja di sidik jari. Tidak pernah dan tidak akan ada yang sama. Karena manusia memang diciptakan Tuhan dengan keunikannya masing-masing. Setiap manusia adalah yang terbaik dan memang selalu yang terbaik. Sebagai contoh, saat masih berbentuk sel yang menjijikkan, yaitu sel sperma, kita semua bertarung melawan 150 juta sel sperma lainnya untuk mencapai akhir lomba di rahim seorang ibu. Itu adalah lomba yang tebesar didunia ini. Dan yang jadi pemenangnya adalah kita, saya dan anda semua!!!
Luar biasa dan sulit untuk dibayangkan bahwa kita ternyata pada hakekatnya adalah pemenang. Kita diciptakan oleh tuhan bukan untuk jadi pecundang. Tapi jadi seorang pemenang. Kita harus selalu melakukan yang terbaik dalam hidup kita dan jangan pernah takut, karena kita memang seorang pemenang.
Jangan pernah takut untuk bermimpi dan mengejar mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Yakinlah kita pasti bisa dan akhirnya pasti akan jadi pemenang. Ambillah impian-impian yang besar dan yakinlah kita pasti bisa menang! Imposible is nothing, but i'm possible its true!
Sebelum mata ini terpejam untuk selamanya, lakukanlah hal-hal terbaik untuk hidup kita dan jadilah seorang pemenang. Jadilah seorang pemenang dan berilah manfaat yang sebesar-besarnya untuk diri, keluarga, dan lingkungan sekitar kita. Karena, pohon pisang pun tidak akan pernah mati sebelum bisa memberikan manfaat bagi sekitarnya. Walaupun kita terus-menerus menebang pohonnya, ia akan terus tumbuh untuk jadi pemenang. Ia tidak akan mati, hingga buahnya telah matang dan bermanfaat bagi alam sekitarnya. So, let's do the best for our life and be the winner!

My life is so beautiful...